Sabtu, 21 November 2009

Menteri ESDM & Dirut PLN Dipanggil ke Istana

Selasa, 17 November 2009 - 12:14 wib

Presiden SBY saat mendatangi kantor PLN, 9 Feberuari silam

JAKARTA - Krisis listrik yang terjadi belakangan ini, khususnya di Ibu Kota, sepertinya membuat Presiden SBY geram. Dia pun memanggil sejumlah menteri dan Direktur Utama PLN Fahmi Mochtar ke Kantor Kepresidenan.

"Saya minta untuk datang ke kantor saya, untuk merumuskan langkah-langkah cepat dan tepat terhadap permasalahan yang kita hadapi, yaitu kelistrikan di Tanah Air, lebih khusus lagi di DKI Jakarta," tegas SBY di Kantor Kepresidenan, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa (17/11/2009).

Para menteri yang dipanggil adalah Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri ESDM Darwin Zahedy, Meneg BUMN Mustafa Abubakar. Turut hadir pula Gubernur BI Darmin Nasution dan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo.

Ditegaskan SBY, listrik memiliki peran yang sangat penting bagi perekonomian, juga bagi kehidupan masyarakat. Karena krisis yang terjadi 11 tahun lalu, negeri ini terlambat untuk menambah daya listrik, termasuk dalam membagun pembangkit-pembangkit listrik serta sistem distribusinya. Oleh karena ini, pemerintah melakukan program pendahuluan untuk menambah lagi kapasitas 1.0000 megawatt.

Presiden melihat banyak hal yang tidak pas dalam sinergi, sinkronisasi, dan koordinasi kelistrikan di antara instansi terkait. Dirinya juga sering mendengar respons yang kurang cepat dari PLN maupun otoritas non-PLN dalam mengatasi persoalan listrik.

Selain itu, mengenai kebutuhan listrik di daerah-daerah yang tumbuh dengan pesat, Presiden menyatakan beberapa kali dirinya meminta menteri terkait, PLN, dan para gubernur untuk bekerja bersama-sama.

"Sampai kalau saudara masih ingat, saya fasilitasi untuk bertemu langsung antara PLN dengan para gubernur, sementara saya juga melihat beberapa daerah kurang cekatan dalam melakukan langkah-langkah yang serius untuk mengatasi listrik ini," tegasnya.

Berdasarkan pengalaman itu, Presiden meminta semua pihak memetik pelajaran agar ke depan persoalan serupa tidak terus berulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar