Sabtu, 21 November 2009

200 Situs Sebarkan Pesan Al Qaeda

Jumlah situs berbahasa Inggris yang menyebarkan pesan-pesan Al Qaeda ke dunia barat, diperkirakan meningkat hingga tujuh kali lipat. Hal ini dianggap cukup mengerikan ketimbang gerakan militan itu sendiri.

Dilansir Yahoo! News, Jumat (20/11/2009), Kepala Assakeena Abdulmanam Almushawah, jumlah situs berbahasa Inggris yang mendukung gerakan Al Qaeda telah meningkat menjadi 200 situs, atau meningkat hampir tujuh kali lipat dibanding jumlah situs yang ada tujuh tahun lalu, yang hanya sebanyak 30 situs.

Hal ini berbanding terbalik dengan jumlah situs radikal berbahasa Arab yang beredar di dunia maya. Menurut Almushawah, jumlah situs seperti itu telah menurun jumlahnya menjadi hanya 50 situs. Padahal, tujuh tahun yang lalu, jumlah situs radikal berbahasa Arab mencapai 1.000 situs.

Penurunan ini merupakan hasil dari langkah pencegahan pemerintah di seluruh dunia yang selalu aktif memblokir atau bahkan menonaktifkan situs semacam itu. Namun begitu, situs terkait ideologi Al Qaeda yang berbahasa Inggris ternyata luput dari pantauan pemerintah. Oleh karena itu, situs semacam itu menjadi besar dan lebih mengkhawatirkan. Assakeena sendiri merupakan program pemerintah Arab Saudi yang dibentuk untuk memerangi situs-situs Islam militan.

Selama ini Al Qaeda selalu berupaya menarik perhatian warga Barat. Bahkan sebuah rekaman video yang menampilkan orang nomor satu Al Qaeda Osama bin Laden dan wakilnya Ayman al-Zawahri selalu dihadirkan dengan Bahasa Inggris. Namun kini, ceramah ideologi militan Al Qaeda semakin mudah ditemui berkat terjemahan yang dilakukan oleh ulama yang simpati dengan kelompok itu.

Salah satu ulama tersebut adalah Anwar al-Awlaki, yang telah berhasil menerjemahkan puluhan situs berbahasa Arab bertemakan Al Qaeda ke dalam Bahasa Inggris. Kini, al-Awlaki telah menjadi inspirasi bagi beberapa anggota militan Al Qaeda yang mendekam di penjara Amerika dan Kanada.

"Intinya, tidak perlu menjadi anggota resmi Al Qaeda untuk bisa menyebarkan pandangan dan ideologi yang militan. Hal ini yang malah dianggap lebih berbahaya," ujar anggota lembaga peneliti gerakan militan Islam Evan Kohlman.

Senada dengan Kohlman, Almushawah pun menyatakan ulama seperti al-Awlaki justru merupakan gerakan yang lebih berbahaya dibanding gerakan militan lainnya. Menurutnya, jika pun al-Awlaki dipenjara, hal ini tidak akan merugikan Al Qaeda karena ia bukanlah bagian dari jaringan tersebut.

Buktinya, saat terjadi penembakan di kamp militer Fort Hood, Texas, 5 November lalu, pelaku yang bernama Mayor Nidal Hasan pernah menghubungi al-Awlaki setahun lalu. Namun begitu, al-Awlaki mengaku tidak pernah memaksa atau memerintahkan Hasan untuk melakukan penembakan. Terbukti, Hasan benar-benar mengaku melakukan hal tersebut tanpa dorongan siapapun.

Serangan yang dilakukan Nidal Hasan, yang merupakan psikiater militer AS, menewaskan 13 orang dan melukai puluhan lainnya.

Selain Nidal Hasan, al-Awlaki juga dianggap pernah berhubungan dengan pembajak pesawat yang berhasil menabrakan diri ke menara kembar di AS pada 9 November lalu. Ulama tersebut pun sempat dipenjara meski akhirnya dilepas kembali karena ia terbukti tidak memiliki hubungan langsung dengan Al Qaeda.

Kini al-Awlaki, ulama berusia 38 tahun itu, diperkirakan sedang bersembunyi di Yaman. Namun ia masih bisa menulis dan berkhotbah melalui situsnya untuk menyebarkan seruan jihad melawan Amerika yang dituduhnya telah menyebabkan perang di Irak dan Afganistan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar