Sabtu, 16 Januari 2010

PEMULIHAN KETERGANTUNGAN NARKOBA MODEL 12 LANGKAH

LATAR BELAKANG
Semakin tingginya jumlah pasien ketergantungan narkoba dibandingkan
dengan terbatasnya panti-panti rehabilitasi baik yang dikelola oleh pemerintah,
rumah sakit, polisi atau swasta mengharuskan kita menciptakan berbagai alternatif
terapi dan rehabilitasi. Selain kenaikan jumlah mereka yang memiliki ketergantungan
narkoba, ada beberapa hal yang merupakan keprihatinan bersama yaitu :
1) Tingginya tingkat kambuh dikalangan pemakai narkoba
2) Fenomena ganti adiksi yang merupakan bagian integral dari adiksi, yang
belum diberikan perhatian selayaknya. Padahal ganti adiksi dapat
membawa pasien ke arah kambuh narkoba.
3) Perbedaan tingkat pemakaian dikalangan pemakai (level habitual users,
social users. experimental users sampai dengan Hard Core Addict)
yang .mempersulit penerapan program pemulihan yang cenderung
menyamaratakan tingkat recovery.
4) Banyak pasien yang dalam proses mencari terapi yang tepat, berpindah
dari satu fasilitas ke fasilitas lain.
5) Perbedaan umur yang cenderung mempersulit proses pemulihan
6) Makin tingginya jumlah kasus kriminal di dunia narkoba tidak
sebandingkan dengan daya tampung Lembaga Pemasyarakatan dan
Rumah Tahanan.
7) Kelangkaan Program After Care bagi para mantan tahanan narkoba yang
akan kembali ke masyarakat..
8) Kebanyakan Panti Rehabilitasi yang dikelola pihak swasta tidak
terjangkau oleh mereka yang berasal dari masyarakat kelas menengah
bawah.
Seperti yang kita sadari, tidak ada satu bentuk pemulihan yang tepat dan
dapat dipakai untuk semua orang. Kita perlu merancang intervensi dan program
pemulihan yang sesuai dengan problem dan kebutuhan masing-masing individu.
Karena pemulihan dari ketergantungan narkoba adalah suatu proses yang panjang
maka diperlukan episode pengobatan. Salah satu hal yang paling penting adalah
membangun Program After Care yang solid sehingga mengurangi tingkat kambuh.
Salah satu alternatif untuk membantu pemerintah di bidang Treatment dan
Rehabilitasi Narkoba adalah membentuk Terapi dan Rehabilitasi berbasis
komunitas dengan menswadayakan kemampuan masyarakat setempat.
Para pecandu yang menjadi pasien dalam terapi dan rehabilitasi berbasis
komunitas adalah mereka yang ada dalam tahap :habitual users, social users,
experimental users, warga binaan pemasyarakatan dan After Care. Untuk warga
binaan pemasyarakatan dan After Care, sebaiknya terapi dan rehabilitasi ini
diadakan diwilayah domisili mereka untuk memudahkan proses resosialisasi.
2 TUJUAN
Buku ini bertujuan menyajikan Program 12 Langkah sebagai salah satu
alternatif melakukan terapi dan rehabilitasi berbasis komunitas.
Mengingat keunikan terapi model ini maka pada para pendamping / konselor yang
dianggap mampu melakukan pendampingan ketergantungan narkoba adalah
mereka yang mempunyai latar belakang akademis minimal Strata 1, para pemuka
agama dan para relawan profesional.
Untuk dapat diterapkan secara tepat guna maka terapi dan rehabilitasi model
12 Langkah ini harus melalui pelatihan selama lima hari dengan banyak memakai
terapi kelompok, mendalami Mekanisme Self Defend / sistem pertahanan addict,
teknik-teknik dasar konseling dan terapi.
Ada 3 faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan suatu program pemulihan
yaitu :
1. Program Pemulihan dan Program After Care
2. Keterampilan Manajerial dari para pengelola panti dan
3. Sarana/prasana yang disesuaikan dengan lokasi dan anggaran.
Buku ini hanya akan membahas Program 12 Langkah sebagai model terapi dan
rehabilitasi baik dengan tujuan pencegahan sekunder ataupun tertier dan untuk mereka
yang sedang menjalani After Care.
Program 12 Langkah adalah program yang mempunyai 12 langkah, disusun
dan telah dipakai dihampir seluruh penjuru dunia lebih dari dari 50 tahun.oleh para
recovering narkotika dan keluarga mereka.
APA BAGIAN SAYA YANG MEMBUAT ANGGOTA KELUARGA SAYA MEMAKAI NARKOBA?
Kakek->Nenek

Ayah->Ibu->Kakak->Adik

Sepupu->Pengasuh

Paman->Bibi->Saudara
3.Juga berlaku untuk semua adiksi bukan NAPZA itu merupakan bagian dari ganti
adiksi atau multi-adiksi mis. : adiksi makanan (obesitas, anorexia / bulimia), judi,
kekuasaan, emosi, hubungan yang tidak sehat / seks, dll.
Mengingat kompleksnya masalah
adiksi disertai ganti adiksi, Program 12 Langkah membuat langkah-langkah yang
sederhana dan mudah dimengerti. Pemulihan merupakan proses panjang dan
sering diibaratkan perjalanan dari Pikiran (adiktif) ke hati. Program ini terkenal
dengan sebagai proses pemulihan yang menekankan konversi hati dan perubahan
internal.
workaholik Makanan Emosi Judi,
shopping
Program ini dapat dipakai untuk
semua jenis NAPZA
4.PERJALANAN PANJANG DARI OTAK KE HATI
POLA PIKIR DAN POLA PERILAKU ADIKTIF
DIUBAH LEWAT 12 LANGKAH
KONVERSI HATI
MENGUBAH LUKA MENJADI
BELAS KASIH
Sisi Internal dan Eksternal
Dalam terapi dan rehabilitasi dengan memakai model 12 Langkah, pemulihan
adiksi mempunyai dua sisi yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah
proses didalam diri yang harus dilalui oleh seorang recovering addict untuk mencapai
tujuan program pemulihan yaitu
-bebas obat,
-bebas kriminal,
-produktifitas dan
-kehidupan yang sehat.
Faktor eksternal dalam pemulihan adalah semua faktor luar yang mendukung
kearah pencapaian empat tujuan tersebut. Faktor-faktor eksternal tersebut antara lain:
keterampilan manajerial baik dalam bidang Operasional dan Organisasional, Terapi
Vokasional, Support-group, After Care, dukungan keluarga, masyarakat, dan instansi
terkait dan semua pihak yang secara tidak langsung membantu terapi dan rehabilitasi.
Tanpa keseimbangan kedua faktor tersebut, pemulihan akan menjadi timpang.
Terapi 12 Langkah : Terapi 12 Langkah :
sisi internal dan eksternal sisi internal dan eksternal
.
INTERNAL
EKSTERNAL
NARKOTIKA
ANONIMUS
ALANON
Dukungan
Keluarga
PENDAMPINGAN
DI MASA KAMBUH
KONSEP ADIKSI
Langkah-langkah
Dalam 12 Langkah
Kambuh
Bagian
Pemulihan
Konversi Hati
Menyembuhkan luka Internal
Program 12 Langkah adalah program pemulihan adiksi dan Program After Care
yang memakai langkah-langkah sebagai metode dan proses pemulihan internal.
Langkah-langkah ini disesuaikan dengan tahapan proses recovery secara individual
sekaligus mempunyai basis yang kuat dalam grup terapi dan Narkotika Anonimus.
Program 12 Langkah dalam prosesnya mengubah cara pikir dan perilaku adiktif
seseorang dengan sangat sederhana sehingga konselor dapat melakukan
pendampingan baik secara pribadi maupun kelompok.
5.Eksternal
Dengan tidak mengurangi pentingnya faktor eksternal dalam terapi dan
rehabilitasi narkoba, Buku ini tidak akan membahas secara mendetail keterampilanketerampilan
Manajerial dan terapi vokasional. Juga tidak akan membahas jejaring
dengan instansi terkait seperti Puskesmas, Polisi, Lapas / Rutan, Dinas Sosial, LSM, dll
merupakan faktor pendukung keberhasilan suatu komunitas dalam melakukan terapi
dan rehabilitasi.
Untuk faktor eksternal, buku ini akan membahas tentang Narkotika Anonimus
dan Alanon yang merupakan bentuk support group dan After Care bagi para anggota
Program 12 Langkah.
6.BAB II
PRINSIP-PRINSIP TERAPI DAN REHABILITASI
1. Tidak ada satu pengobatan yang tepat untuk semua individu maka harus
dirancang program pemulihan dan intervensi yang sesuai dengan problem dan
kebutuhan masing-masing individu
2. Kebutuhan pengobatan harus selalu tersedia. Karena tiap individu yang
kecanduan narkoba dapat terjadi mendadak, maka perlu kesiapan program
pemulihan / pengobatan bagi mereka yang sedang dalam kondisi kritis.
3. Program pemulihan harus menjawab semua kebutuhan individu, bukan
saja masalah ketergantungan narkobanya. Artinya pemulihan harus bersifat
holitik dengan mempertimbangkan kebutuhan medis, psikologis, sosial,
vokasional dan hukum
4. Suatu rencana pengobatan dan pelayanan perorangan harus berkelanjutan
dan harus selalu dimodifikasi untuk memastikan bahwa perencanaan
sesuai dengan perubahan kepribadian tiap pasien.
5. Tetap tinggal dalam lingkungan terapi dan rehabilitasi dalam jangka waktu
yang reIatif panjang merupakan pendukung efektifitas pemulihan. Karena
kebanyakan orang meninggalkan tempat pengobatan lebih cepat dari yang
seharusnya, didalam program sebaiknya memasukkan strategi yang dapat
mengikat dan menahan pasien.
6. Konseling pribadi & kelompok, serta terapi perilaku lainnya merupakan
komponen yang harus diberiperhatian.
7. Pecandu yang mempunyai penyakit mental harus mendapat pengobatan
untuk adiksinya dan penyakit mentalnya.
8. Detoksifikasi medis adalah sebagai tahap pertama dari pengobatan
kecanduan dan hanya sedikit pengaruhnya untuk mengubah pecandu yang
telah bertahun-tahun tergantung pada narkoba.. Detoksifikasi medis sangat
aman dalam menangani gejala psikis yang akut atas sakau saat menghentikan
penggunaan narkoba.
9. Pengobatan yang dilakukan atas dasar sukarela lebih efektif..
10. Kemungkinan kambuh dimasa perawatan memerlukan pemantauan yang
berkesinambungan.
11. Program pengobatan sebaiknya dilengkapi dengan pencegahan untuk HIV /
AIDS, Hepatitis B & C, TBC dan penyakit infeksi lainnya. Perlu ada
konseling untuk membantu pasien mengubah sikap sehingga mereka
tidak menempatkan diri pada status resiko terinfeksi. Konseling dapat
membantu pasien untuk dapat mengubah sikap dan menghindarkan dari tingkah
laku yang beresiko tinggi. Konseling juga dapat membantu pasien yang sudah
terinfeksi untuk dapat mengatasi penyakitnya secara mental.
12. Pemulihan dari ketergantungan narkoba adalah suatu proses panjang
yang membutuhkan beberapa episode pengobatan. Seperti penyakit kronis
lainnya, keinginan untuk menggunakan narkoba dapat timbul kembali walalupun
telah melewati episode pengobatan.
7.BAB III
PROGRAM 12 LANGKAH DENGAN PENDEKATAN PSIKOSOSIAL
Bagian pertama bab ini akan mengupas tentang konsep adiksi menurut model
terapi 12 Langkah. Konsep adiksi dan pemulihan mempengaruhi model terapi dan
rehabilitasi yang akan dilakukan. Program 12 Langkah adalah program pemulihan yang
mementingkan perubahan internal dari seorang yang memiliki ketergantungan
narkoba. Perubahan Internal itu dilakukan dengan bimbingan konselor atau sponsor.
Sponsor adalah mantan pemakai yang telah melewati langkah-langkah dalam Program
12 Langkah. Langkah demi langkah harus dilakukan secara bertahap dalam jangka
waktu yang relatif lama. Semuanya tergantung kesiapan pasien.
Selanjutnya buku ini akan membahas setiap langkah secara sederhana dengan
memakai contoh penerapannya.
KONSEP ADIKSI & PEMULIHAN MODEL 12 LANGKAH
Program 12 Langkah memakai konsep adiksi sebagai model biologis. Konsep ini
berakar dari teori tentang fisiologis atau metabolisme yang abnormal, umumnya karena
faktor etiologis.
Ada dua macam model konsep ini. Konsep pertama adalah konsep terapi
substitusi. Konsep ke-2 adalah konsep "disease" yang adalah penyakit. Konsep adiksi
sebagai penyakit melihat ketergantungan narkoba sebagai masalah utama. Karena
dianggap mengidap penyakit, pecandu adalah pasien dan konselor sebagai "dokter".
Dengan memakai analogi penyakit diabetis atau darah tinggi, seseorang yang
mempunyai penyakit ketergantungan terhadap narkoba tidak dapat disalahkan.
Menderita suatu penyakit bukan merupakan kesalahan penderita..
Jika seorang penderita penyakit gula dilarang mengkomsumsi gula, maka
penderita penyakit ketergantungan narkoba, maka ybs tidak boleh mengkomsumsi
narkoba.
Program 12 langkah juga melihat adiksi sebagai penyakit keluarga. Bukan hanya
mereka yang memiliki penyakit narkoba tetapi juga orang-orang yang mendukung
kearah terpeliharanya penyakit adiksi ini. Maka program 12 Langkah dalam proses
eksternalnya mengharuskan peran aktif semua anggota keluarga melalui Alanon.
Model terapi keluarga ini dikenal sebagai terapi kodependensi
*****
8.Batasan Adiksi & Pemulihan ADIKSI
Adiksi adalah luka batin dan narkoba. Artinya narkoba disalahgunakan karena adanya
luka. Luka itu dapat berupa
-luka batin / asal yang sudah ada sebelum seseorang menyalahgunakan narkoba,
-luka akibat narkoba (Stigma yang ada dalam masyarakat).
Dalam adiksi ternyata luka akibat narkoba lebih dalam daripada luka asal.
.
Adiksi menurut model terapi 12 Langkah mengatakan bahwa masalah utama dari
ketergantungan narkoba bukan barang yang bernama narkoba tetapi yaitu luka.
Adiksi adalah simpton yang menunjukkan adanya masalah lain yang lebih dalam. Luka
itu terutama berasal dari keluarga asal yang menurut psikologi adalah keluarga yang
disfungsional.
*****
Keluarga Disfungsional
Kebanyakan keluarga asal pasien adalah keluarga disfungsional.
Disfungsionalitas terjadi ketika fungsi utama setiap anggota keluarga tidak dapat
dijalankan dengan sempurna. Penyebab disfungsionalitas antara lain kurangnya
komunikasi dalam keluarga, kurang kasih sayang / perhatian, masalah sosial ekonomi,
kesehatan, perbedaan prinsip, ketegangan orang tua, pertentangan dalam keluarga, dll.
Studi kasus : Keluarga Johan
(Fiktif, jika ada persamaan cerita, maka itu hanya kebetulan saja).
Studi kasus ini bertujuan untuk memperjelas adiksi sebagai penyakit keluarga
yang mengharuskan peran serta aktif semua anggota keluarga Pemaparan dengan
melakukan studi kasus ini diharapkan akan memberikan pengertian bahwa luka
sebagai sumber dari ketergantungan adiksi merupakan awal ketergantungan. Setelah
identifikasi luka itu maka langkah berikutnya adalah mengidentifikasi cara berpikir dan pola perilaku adiktif.
Mira dan Johan telah berumah tangga selama 21 tahun.
Perkawinan mereka berdasarkan kesepakatan ke-2 orangtua mereka.
Mira, seorang sarjana, dilarang bekerja sejak awal perkawinan
mereka. Johan sebagai kepala keluarga bekerja keras menghidupi
istri dan 2 anak. Mira mengeluh kesibukannya menjadi ibu dan ayah
bagi semua anak-anaknya. Johan mengeluhkan istrinya yang
dianggap tidak mengerti tujuan utamanya dalam mencari uang. Anakanaknya
mengeluh ketidakhadiran ayahnya dalam kehidupan
9.keseharian mereka.
Tahun demi tahun berlalu, keluarga itu hidup dalam dunia
masing-masing. Perkawinan terus berjalan karena perceraian bukan
pilihan. Johan sibuk di kantor. Mira tenggelam dalam kehidupan
rumah tangganya dan anak-anaknya menyibukan diri dengan cara
masing-masing. Ronny, anak sulung mereka menjadi pecandu
narkoba sejak berusia 16 tahun. Mia, anak ke-2 mereka menjadi
perfesionis di sekolah.
Contoh diatas adalah tipikal keluarga disfungsional.
1. Identifikasi luka batin dan disfungsionalitas
a. Ronny memiliki ketergantungan pada narkoba. Luka batinnya timbul akibat :
Ketidakhadiran sang ayah secara fisik., jiwa yang terluka akibat ketegangan antara
kedua orangtuanya (yang disimpan psyche-nya), kekerasan yang ia saksikan atau
dengar, ketidakhadiran sang ayah dan ibu secara emosional, kebohongan ibunya
untuk menutupi kelemahan ayahnya.
Karena ia tidak memiliki keterampilan untuk berkomunikasi, keahlian dan
kemampuan untuk menyalurkan ketegangan batinnya, luka itu makin dalam dari hari
kehari.
b. Disfungsionalitas Johan bukan hanya dalam hal ketidak-mampuannya untuk
hadir secara emosional. Ia juga tidak mampu memenuhi kebutuhan kehadiran fisik
bagi anak-anak dan istrinya Ketidakhadirannya secara jasmani membuat ia menjadi
ayah secara formal akibat perkawinan semata. Prioritas utamanya untuk terus
mencari nafkah membuat uang menjadi fokus dalam kesehariannya.
Ketidakmampuan Johan menjadikan Mira sebagai patner dalam menghidupi
keluarganya membuat bebannya menjadi sangat berat. Tanpa komunikasi yang
terbuka dan jujur, luka batin anak-anaknya menjadi kompleks.
c. Disfungsionalitas juga ada dalam diri Mira. Dalam Program 12 Langkah
disebut ko-dependensi. Perkawinannya yang adalah hasil persetujuan keluarga besar,
larangan bekerja setelah menyelesaikan kuliah, kesibukan mengurus anak tanpa
suami yang ada baik secara fisik dan emosional membuat Mira tidak mampu
mengembangkan diri secara utuh. Sering ia harus membohongi anak-anaknya yang
mempertanyakan kehadiran ayah mereka. Keharusan menutupi disfungsionalitas
Johan membuat Mira menjadi disfungsional juga.
Lingkaran itu akan terus berputar kecuali dengan intervensi yaitu pengakuan dari
setiap anggota keluarga tentang adiksi masing-masing.
Dalam terapi ketergantungan narkoba, Ronny harus menghadapi kenyataan
bahwa masalahnya bukan saja ketergantungan terhadap narkoba tetapi juga luka
10.batinnya. Luka batin itu sekarang ditambah dengan luka akibat penyalahgunaan
narkoba. Bahkan, ironisnya, luka akibat obat yang dipakai untuk mengobati luka asal itu lebih buruk dari luka asal itu sendiri.
Jika dalam contoh diatas, luka batin Ronny bersumber dari tidak ada
keharmonisan dalam keluarganya, dalam praktek terapi, banyak faktor lain yang harus
dianalisa sebagai sumber luka dan ketergantungan seseorang. Maka terapi model 12
Langkah mensyaratkan kemampuan konselor melihat masalah yang menimbulkan luka
batin dari berbagai aspek kehidupan.
Salah satu prinsip utama konsep adiksi model 12 Langkah adalah melihat ada
apa dibalik narkoba. Narkoba dan adiksi hanyalah symptom. Narkoba dan adiksi
hanyalah 10 % dari masalah.
10%Dibalik narkoba atau adiksi pada umumnya, menurut Program 12 Langkah ada LUKA
Dibalik Adiksi : LUKA akibat narkoba,psikologis pendidikan agama,sosial,ekonomi,politik

PEMULIHAN
Dalam pemulihan, kedudukan narkoba digantikan oleh Program 12 langkah.
Luka tetap ada. Program diharapkan memberikan keterampilan hidup untuk menjalani
hidup walaupun mereka terluka. Selama masa pemulihan, program membantu
mengupas 90 % masalah sisa dari 10% dari narkoba.
Proses pemulihan ketergantungan narkoba bukan saja luka batin akibat menjadi
anggota keluarga yang disfungsional, tetapi juga luka akibat image buruk masyarakat
tentang pecandu. Stigma sosial ini sudah diinternalisasi oleh para pecandu.
Sebagai contoh dalam sebuah sesi di panti rehabilitasi di bilangan Tangerang, inilah
respon para pasien atas pertanyaan: " Apa image buruk masyarakat / keluarga tentang
pecandu narkoba yang paling menyakitkan kamu"
Kunci keberhasilan pemulihan adiksi sebagai penyakit keluarga adalah
kesembuhan seluruh keluarga dari adiksi dan ko-dependensi.
*****


PROGRAM 12 LANGKAH

Program 12 langkah adalah suatu proses pemulihan yang berisikan duabelas
langkah terapi dan rehabilitasi. Program ini dibuat oleh para alkoholik dan narkotik di
Amerika Serikat tetapi sudah diadaptasi sesuai dengan kebudayaan kita. Dalam
pemulihan sebagai metode, setiap langkah dipakai sebagai cara mengubah cara pikir
dan perilaku adiktif menjadi yang waras. Pemulihan harus dimulai dengan keadaan
bersih atau bebas obat. Program ini memakai slogan Bersih dan Waras. Tolak ukur
keberhasilan anggotanya adalah perubahan hati.

morfinis Lebih baik bunuh mama saja.Bikin malu keluarga. Kita kan keluarga baik-baik.looser Apa kata orang ?
12
Perubahan pola pikir dan perilaku adiktif membuat seorang recovering addict
akan mengubah kehidupan yang berfokus pada narkoba menjadi kehidupan yang
seimbang dan sehat. Ini berarti membangun kembali pola hidup yang baik antara
kebutuhan jasmani, rohani dan emosional.
Keseimbangan hidup itu hanya dapat dilakukan jika terjadi perubahan pola pikir
dan perubahan suasana hati. Perubahan suasana hati dari dendam, marah, emosi yang
tidak dewasa dan tidak sehat terjadi ketika luka-luka didalamnya berangsur-angsur
Waras : hidup sehat jasmani,emosional,sosial, seksual dan
rohani.
Bersih = Bebas Narkoba
Sakauw.Harus dapat uang Pola pikir dan perilaku adiktif terfokus pada
narkoba. Identik dengan TIDAK WARAS
Keseharian Seorang Pemakai Putaw 13
pulih. Perubahan pola pikir adiktif dan perubahan suasana hati akan membawa
keperubahan pola perilaku.
*****
LANGKAH-LANGKAH DALAM PROGRAM 12 LANGKAH.
Berikut ini adalah Ke-12 langkah. Kata ganti orang pertama(saya) dapat diganti
dengan kata ganti orang ke-3, tunggal dan jamak.(kami dan kita).
1. Saya mengakui bahwa saya tidak berdaya terhadap benda, orang, tempat dan
situasi sehingga hidup saya menjadi tidak terkendali.
2 Tiba pada keyakinan bahwa Tuhan yang dapat mengembalikan saya pada
kewarasan.
3 Membuat keputusan untuk menyerahkan niat dan kehidupan saya kepada
Tuhan.
4 Membuat daftar inventarisasi moral secara menyeluruh tanpa rasa gentar.
5 Mengakui kepada Tuhan, diri sendiri dan sesama tentang sifat dan kesalahan
saya.
6 Menjadi siap sepenuhnya agar Tuhan menyingkirkan karakter buruk saya.
7 Dengan rendah hati memohon Tuhan untuk menyingkirkan kelemahan saya.
8 Membuat daftar orang-orang yang yang pernah saya sakiti dan mempersiapkan
diri sepenuhnya untuk menebus semuanya.
9 Mengakui kesalahan saya dihadapan orang-orang yang pernah saya sakit
bilamana memungkinkan, kecuali jika dengan melakukan hal itu akan lebih
menyakiti pihak-pihak yang tersangkut.
10 Secara terus menerus melakukan inventorisasi pribadi dan jika bersalah
langsung mengoreksinya.
11 Melakukan pencarian terus menerus melalui doa dan meditasi untuk
meningkatkan kontak sadar dengan Tuhan. Berdoa untuk mengetahui kehendak-Nya bagi saya dan mohon kekuatan untuk melaksanakan-Nya.
12 Setelah mengalami pencerahan sebagai buah penetrapan langkah-langkah ini,
saya siap untuk menyebarkan kabar baik ini kepada para pecandu yang masih
menderita dan untuk menerapkan semua prinsip ini dalam semua bidang
kehidupan.
13 "Gue bertanggung jawab atas hidup gue."Gara -gara ortu bercerai,gue pakau. Ini salah mereka.
14Pola Pikir adiktif Vs Pola Pikir Sehat
Langkah-langkah ini merupakan satu kesatuan yang menghubungkan antara
seseorang dengan adiksinya, diri sendiri, sesama dan Tuhan..Kedua belas langkah itu
mengacu pada hubungan antara saya dan adiksi saya, saya dan Tuhan, Saya dan saya
serta saya dan orang lain.
LANGKAH HUBUNGAN DENGAN
1 Adiksi saya
2,3,5,6,7,11 Tuhan
1,4,8,9,10, Diri sendiri
5,9,10,12 SAYA Sesama
Berikut ini adalah pembahasan setiap langkah. Untuk mempermudah mencerna
prinsip-prinsip dasar setiap langkah, pemaparan akan dilakukan dalam berbagai
bentuk penyajian.
*****
Langkah Pertama
Saya mengakui bahwa saya tidak berdaya terhadap benda, orang, tempat dan
situasi sehingga hidup saya menjadi tidak terkendali.
Jika seluruh keluarga Johan dan Mira, Ronny dan Mia akan melakukan
pemulihan akibat ketergantungan Ronny pada adiksinya yaitu narkoba, maka setiap
anggota keluarga harus melakukan langkah pertama.
LANGKAH PERTAMA
SAYA MENGAKUI SAYA TIDAK BERDAYA :
RONNY
MIA
JOHAN
NARKOBA
KODEPEN
DENSI
MIRA
KEINGINAN
MENGONTROL
ORANGTUA
UNTUK
MEMBERIKAN
PERHATIAN PAPAH,
BANDAR,
UANG, WC.
UANG,
KERJA &
KERJA
JOHAN
15 Kesimpulan : Langkah Pertama harus dilakukan oleh setiap anggota keluarga.
Semua anggota keluarga harus mengakui bahwa mereka tidak berdaya terhadap
narkoba walaupun hanya Ronny yang memilki ketergantungan. Mia harus melakukan
proses pemulihan dari keinginan untuk selalu sempurna supaya mendapat perhatian
orangtuanya. Ronny dan Mia harus membiarkan orangtuanya menyelesaikan masalah
suami istri tsb.
Johan dan Mira harus sadar narkoba bukan masalah utama. Narkoba.
hanyalah simpton belaka. Masalah utama adalah keharmonisan keluarga yang gagal
mereka kembangkan. Dalam proses terapi kemungkinan besar langkah utama yang
harus mereka lakukan adalah menjalankan konsultasi perkawina n, cara berkomunikasi
efektif dan membuka dialog satu sama lain. Mereka harus belajar keterampilan
sebagai orangtua.

Latihan Mengidentifikasi: kehidupan yang tidak terkendali dalam bentuk terapi
kelompok. Tidak terkendali adalah pola hidup ketika narkoba, orang, tempat dan situasi membuat seseorang kehilangan kontrol atas akal sehatnya. Contoh perilaku atau pola hidup yang tidak terkendali : berbohong, melawan orang tua, membolos, membunuh,menjual narkoba, melanggar hukum, kehilangan istri anak, dll.

Terapi kelompok :
Tema : bagaimana pengalaman peserta ketika hidup menjadi Tidak terkendali
atau tidak waras akibat narkoba.
Jumlah peserta : 10 – 12 orang
Waktu : 90 menit (30 menit refleksi pribadi, 60 menit untuk kelompok)
Keperluan ATK : kertas gambar A3, Pinsil berwarna / spidol, pena).
Langkah-langkah dalam kelompok:
1. Semua peserta diajak untuk duduk dalam bentuk lingkaran.
2. Beri pengantar singkat tentang Langkah Pertama
a. Narkoba membuat hidup saya menjadi tidak terkendali.
b. Bagaimana narkoba membuat hidup menjadi tidak terkendali
3. Bagilah kertas dan pinsil warna
4. Minta peserta mengingat kembali peristiwa dimana narkoba serasa
sangat menguasai pikirannya sehingga ia akan melakukan apa saya
untuk mendapatkan narkoba.
5. Selama menggambar mainkan musik yang tenang. Konselor jangan
berkeliling melihat gambar mereka karena mungkin membuat mereka
salah tingkah.
6. Setelah semua selesai, tanyakan perasaan mereka saat itu. Hanya
perasaan, tidak perlu menguraikan perasaan itu. Tujuannya hanya untuk
mengetahui perasaan awal sebelum mereka mengisahkan gambar
mereka.
7. Mintalah satu persatu menceritakan gambar mereka.
8. Setelah semua selesai, tulis di whiteboard tentang :
a. persamaan pola pikir adiktif
b. persamaan perilaku adiktif
c. bagaimana narkoba membuat mereka tidak terkendali / tidak
16
waras
d. persamaan dalam hal ketidakterkendalian /ketidakwarasan.
9. Mintalah mereka menarik kesimpulan dari persamaan tsb.
10. Minta mereka mengambil kesimpulan masing-masing dan buatlah
pernyataan pribadi :
Saya mengakui bahwa narkoba membuat hidup saya menjadi
tidak terkendali / tidak waras dengan cara.....(sebutkan
sebanyak mungkin).
11. Tanyakan perasaan mereka. Apakah perasaan mereka sudah berubah
atau sama seperti sebelum berbagi kisah mereka.
12. Konselor memberikan kesimpulan akhir "Narkoba membuat hidup
menjadi tidak terkendali /tidak waras".
Lakukan terapi kelompok ini dalam hal orang, tempat dan situasi yang membuat
mereka tidak terkendali.
*****
Langkah Ke-2 :
Tiba pada keyakinan bahwa ada Tuhan
yang dapat mengembalikan saya pada kewarasan
Banyak orang yang mempertanyakan mengapa Tuhan diletakkan di Langkah Ke-
2 dan Ke-3. Jawabannya sangat sederhana. Bagaimana Tuhan diakui
keberadaannya jika narkoba (dan adiksi lainnya) telah dijadikan tuhan.
Ke-2 langkah ini merupakan titik balik kehidupan penyalahguna narkoba. Setelah
pengakuan ketidakberdayaan atas kekuatan narkoba dan adiksi, dan pernyataan
kehidupan yang tidak terkendali, maka sampailah pada pengakuan kewarasan. Cara
berpikir adiktif sering membuat seorang penyalahguna melakukan hal yang tidak
masuk akal bagi otak orang waras.
Pengakuan perilaku yang tidak waras akan membuat ybs mengakui bahwa
narkoba dan cara berpikir adiktifnya yang membuat hidupnya menjadi tidak terkendali.
Ketidakwarasan dan kehidupan yang tidak terkendali terus berlangsung sekalipun ybs
sudah bersih (drug free) dan melewati masa pemulihan di panti rehabilitasi. Itulah
sebabnya adiksi menurut Program 12 Langkah menyatakan bahwa pemulihan adalah
perjalanan seumur hidup. Tidak ada istilah mantan pecandu.
17 Tuhan menggantikan kedudukan narkoba
Langkah kedua
Ada dua tahap dalam memakai langkah ini dalam terapi kelompok.
Tahap Pertama : adalah melakukan perenungan pribadi tentang Tuhan. Lalu diikuti
dengan berbagi cerita dalam kelompok seperti di langkah Pertama, renungan dapat
dilakukan dengan meminta peserta menulis di kertas gambar tentang Tuhan. Dalam
proses hendaklah berhati-hati untuk tidak mengkritrik pandangan mereka dan
pengalaman hidup tentang Tuhan. Proses ini mungkin akan mengembalikan mereka ke
tahap awal dalam mengenal Tuhan secara pribadi.
Tahap ke-2 adalah melakukan psikodrama tentang hal-hal yang tidak waras selama
narkoba, pola pikir dan perilaku adiktif menguasai mereka
Renungan tentang ketidakwarasan..
Jumlah peserta : antara 25 sampai 49 orang
Lama : 2 hari
Ruangan : mampu menampung antara 50 sampai 55 orang
Psikodrama tentang ketidakwarasan hidup akibat narkoba.
1. Bentuk kelompok kecil antara 5 sampai 7 orang.dengan jumlah maksimal
kelompok kecil antara 5 sampai 7 kelompok.
2. Minta mereka membuat drama tentang pengalaman ketidakwarasan
akibat narkoba.
3. Beri waktu yang cukup untuk berlatih.
4. Pertunjukan masing-masing kelompok.
5. Setelah penampilan semua kelompok, tanyakan perasaan mereka
a. ketika melakukan pertunjukan
b. ketika mengingat kembali ketidakwarasan mereka.
6. Minta mereka melakukan kesimpulan secara kelompok.
7. Masing-masing kelompok bercerita tentang kesimpulan kelompok.
Tutup dengan pengarahan singkat konselor bahwa kalau kembali ke narkoba
maka hidup akan selalu tidak waras. Apa arti kewarasan. Waras berarti hidup
benar berdasarkan pertimbangan akan sehat.
Berikut ini adalah contoh ketidakwarasan : Yanto, 24, Jakarta
Langkah ini membawa recovering addicts ke Tuhan yang merupakan
satu-satunya kekuatan membawa mereka ke kewarasan.
18 " Saya harus mendapatkan putaw kalau sedang sakau. Apapun caranya.
Banyak yang sudah saya lakukan. Paling sering tentu saja berbohong untuk
mendapat uang. Kalau berbohong tidak berhasil, maka mencuri merupakan jalan
keluar yang paling sering saya lakukan".
" Pokoknya saya harus mendapatkan uang. Pokoknya semua anggota keluarga
saya pernah kecurian. Bahkan yang paling membuat saya menyesal adalah mencuri
kalung warisan nenek untuk ibu".
Contoh lain adalah : Mark, 26, Jakarta :
"Saya membunuh bandar di kalangan Bintaro karena dia sudah memerawani
sepupu saya. Sepupu saya bercerita bahwa ketika ia sedang sakau, ia minta tolong
bandar tsb. Sang bandar minta sepupu saya untuk tidur dengan dia sebelum dikasih
paketan.
Saya juga morfinis tetapi saya merasa dia kurang ajar karena memanipulasi
sepupu saya. Jadi saya membunuh dia."
Tiba pada keyakinan adanya Tuhan berasal dari pengalaman didunia adiksi
dari para recovering addicts. Pemulihan dari ketergantungan justru telah membawa
mereka pertama kali mengenal Tuhan. Mereka merasa tiba atau sampai pada
pengertian tentang Tuhan.
"Saya merasa Tuhan yang diajarkan oleh keluarga saya tidak adil.
Orang tua saya bercerai dan saya dibuang ke rumah paman saya. Saya
dibesarkan dengan banyak sepupu. Paman dan bibi memang baik tetapi
mereka harus bekerja siang dan malam untuk menghidupi kami. Saya
bahkan pernah berpikir bahwa Tuhan itu tidak ada.
Setelah saya menjalani Program ini lalu saya merasa bahwa
Tuhan itu tidakbersalah. Saya sadar bahwa justru Tuhan memberi paman
dan bibi sehingga saya tidak harus ke panti asuhan".
Pengakuan Tia, (22 tahun), After Care , Jakarta
*****
Langkah Ke-3
Membuat keputusan untuk menyerahkan
niat & kehidupan kepada Tuhan.
Kepada Tuhan yang akan membawa ke kewarasan dan kehidupan yang
terkendali itu, niat dan kehidupan diserahkan. Penyerahan diri ini merupakan peralihan
dari hidup yang men-tuhan-kan narkoba dan adiksi ke kehidupan yang diatur oleh
Tuhan.
19 "Hari ini gue menangis ketika grup terapi. Hati gue luluh. Ketika
mendengar Bismillah ni Rohman Ni Rohim yang diucapkan Ustad, gue
ingat nyokap gue. Nyokap yang ngajarin gue tentang Tuhan yang
Maha Penyayang. Dulu ketika pakau gue ngga ngerasa disayang
Tuhan. Baru tadi malam di pengajian gue tersentuh lagi. Ampuni aku,
Ya Allah."
Catatan Harian Milah (23).
After Care, Jakarta
Ketiga langkah pertama dalam Program 12 Langkah ini merupakan langkah
yang harus diulang tanpa henti. Bahkan ada slogan yang menyatakan bahwa setiap
orang selalu berada di langkah pertama.
*****
Langkah Keempat
Membuat daftar inventarisasi moral
secara menyeluruh tanpa rasa gentar.
Langkah Keempat (dan Kelima) adalah metode untuk membersihkan rumah
(baca : rumah didalam diri / hati) kita. Caranya dengan membuat daftar inventarisasi
tentang kelemahan karakter dan kelebihan. kita. Dafta r Inventarisasi ini adalah hasil
refleksi pribadi dan bukan milik orang lain.
Moral Inventarisasi ini ibarat membelah bawang bombay. Lapisan demi lapisan
yang merupakan lambang penyangkalan diri atas luka batin dan adiksi dibuka,
selangkah demi selangkah. Metode ini adalah jalan menuju pengetahuan diri tentang
kelemahan dan kelebihan diri.
Kelemahan karakter yang sifatnya universal adalah self-centeredness. Addicts
beranggapan bahwa adalah pusat kehidupan dimanapun ia berada. Dasar dari selfcenteredness.
adalah ketakutan Takut adalah dasar penyakit spiritual dan sering kali
bersifat irrasional. Tujuan akhir Langkah Keempat adalah menjadi sahabat terbaik dari
diri termasuk bersahabat dengan ketakutan.
Kelemahan :
1. selfcentered
2. tidak jujur
3. rendah diri
Kelebihan :
1. jujur
2. senang menolong
3. pandai gaul
20"Sejak masa remaja saya memang pendiam. Saya menolak
undangan teman termasuk undangan makan malam atau pesta
ualng tahun teman. Saya takut dicuekin, tidak diajak ngomong atau
tidak bisa nyambung. Saya takut tidak ada yang mengajak
berdansa".
Titi, 32, After Care
Titi adalah tipikal pecandu yang rendah diri dengan mengatasnamakan sifat
pendiam. Dia merasa bahwa semua orang memperhatikan, membicarakan dia atau
sengaja mengacuhkan dirinya. Cara berpikir ini merupakan cara berpikir adiktif.
Pemulihan berarti membuat isolasi menjadi salah satu kelemahan karakternya. Dalam
proses membersihkan diri, Titi harus mengakui bahwa ia bukan seorang yang
pendiam tetapi memiliki rasa rendah diri yang tidak beralasan.
"Sponsor saya mengatakan bahwa ketakutan saya tidak beralasan.
Malah saya disebut sebagai seseorang yang merasa menjadi pusat
dunia. Pada awalnya saya tersinggung tetapi setelah mendengar
cerita sesama recovering addict, saya tertawa".
Titi, 32, After Care, Jakarta
*****
Langkah Kelima :
Mengakui kepada Tuhan, diri sendiri dan sesama tentang sifat dan kesalahan saya.
Langkah Kelima adalah langkah dimana seseorang melepaskan diri dari isolasi.
Bercerita pada orang lain dan Tuhan merupakan langkah membuka diri terhadap
dunia dan Tuhan. Langkah ini harus dilakukan dengan cara sangat hati-hati. Program
12 Langkah menyarankan untuk melakukannya dengan seorang sponsor. Sponsor,
dengan kelamin yang sama dengan sponsee, adalah sesama recovering addict yang
sudah melewati langkah-langkah dalam Program 12 langkah.
21 Langkah keempat dan Kelima ini merupakan cara untuk masuk kedalam diri
untuk menyembuhkan luka batin. Semakin sering kedua langkah ini dilakukan
semakin baik hubungan dengan diri sendiri. Langkah ini membantu membedakan
antara luka batin dan kecacatan karakter. Luka batin harus disembuhkan sedangkan
kecacatan karakter harus di serahkan pada Tuhan. Pada saat itulah langkah Keenam
dan Ke-7 diperlukan.
*****
Langkah Keenam :
Menjadi siap sepenuhnya agar Tuhan menyingkirkan karakter buruk saya.
Langkah ini merupakan langkah persiapan mental dan rohani. Sebelum ada tindakan
konkrit untuk memohon Tuhan menyingkirkan kelemahan pribadi, jiwa dan raga harus
siap.
*****
Langkah Ketujuh
Dengan rendah hati memohon Tuhan untuk menyingkirkan kelemahan saya.
Program 12 Langkah adalah program spiritual. Program 12 Langkah
mengajarkan cara berhubungan dengan diri sendiri, sesama dan Tuhan. Jika Langkah
Ke-3 mengajarkan untuk mengalihkan niat dan kehidupan pada Tuhan, maka Langkah
Ke-6 & Ke-7 mengajarkan untuk memohon Tuhan menyingkirkan kelemahan dan
kecacatan karakter.
Perilaku bertahun-tahun tidak dapat berubah dalam sekejap dan dengan
kekuatan sendiri. Hanya Tuhan yang dapat melakukannya. Salah satu syarat utama
adalah kerendahan hati.
No-sent letter, Rico, 28, Bandung
Saya mau cerita bagaimana
narkoba menguasai hidup
saya dulu. Saya membohong, mencuri uangortu, dll
Sama dong Terima kasih untuk curhatnya.Lega juga akhirnya.
22 "Tuhan, saya sudah berusaha untuk berkata jujur. Tetapi susah sekali. Kemarin saya berbohong pada istri saya. Saya takut kalau berkata apa adanya, dia akan marah. Hal itu sering terjadi. Maka saya kembali terpeleset dalam kebiasaan lama. Anehnya, dia tidak marah dan kelihatannya biasa-biasa saja. Saya jadi menyesal.
Apakah kalau saya berkata jujur, dia juga tidak akan marah.Tolong, ambilah kebiasaan berbohong ini. Sekarang saya sudah tidak mabok lagi, tetapi tetap nggak bisa berkata jujur. Hanya Engkau yang mampu membantu saya. Tolong saya ya Tuhan,
Amin".
Kerendahan hati itu berlanjut ketika Langkah Ke-8 dan Ke-9. Ke-2 langkah ini
adalah langkah memperbaiki hubungan dengan diri sendiri dan sesama.
******
Langkah Ke-8
Membuat daftar orang-orang yang yang pernah saya sakiti dan mempersiapkan diri sepenuhnya untuk menebus semuanya.Protes terhadap Langkah Ke-8 datang dari rasionalisasi pecandu."Kenapa harus minta maaf pada mereka, bukanlah saya yang menjadi korban dari kekerasan mereka".
"Aku adalah orang yang paling disakiti selama ini. Siapa yang peduli perasaan aku?".
" Saya takut kalau ingat harus berhadapan dengan mereka yang saya sakiti selama saya pakau".
Langkah Ke-8 hanya langkah untuk membuat daftar nama orang yang pernah
disakiti. Langkah ini hanya meminta membuat datar. Jarak antara Langkah Ke-8 & Ke-
9 relatif lama. Kesiapan seseorang tergantung pada kedalaman kehidupan rohaninya.
Contoh : sharing After Care Langkah Ke-8 – Arie (19).
Daftar Nama Kekerasan fisik,Kekerasan emosi,Kekerasan verbal,Kekerasan sexual
1. Diri sendiri X X X X
2.Mamah X X X
3.Papah X X X
4.Ririn (kakak) X X X
5.Rani (adik) X X X
6.Dede (pacar) X X X X
7.Mbok Mimin (pembantu) X X X
*****
Langkah kesembilan :
23.Mengakui kesalahan saya dihadapan orang-orang yang pernah saya sakiti bilamana
memungkinkan, kecuali jika dengan melakukan hal itu akan lebih menyakiti pihakpihak
yang tersangkut.
Ke-2 langkah ini harus dilakukan dibawah bimbingan sponsor. Satu hal yang
harus diingat adalah tidak kembali menyakiti diri sendiri dan orang lain. Maka orang
pertama yang harus dalam daftar dan yang dimintai maaf adalah diri sendiri.
Bukankah selama menyalahgunakan narkoba , selain orang lain, para pecandu juga
menyakiti diri sendiri. Sedangkan Langkah Ke-9 mengingatkan kita bahwa dalam
proses pengakuan kesalahan, jangan membuat pihak ketiga. menjadi korban proses
pemulihan kita.
Contoh yang lazim terjadi adalah perselingkungan ketika aktif mengkomsumsi
narkoba. Dalam melakukan Langkah Ke-9, membuka cerita lama pada suami atau istri,
bukan hal yang bijaksana. Biarlah bagian itu menjadi bagian dari proses pemulihan diri dan tidak membuat orang lain terluka..
Langkah Ke-9 mempunyai dua fungsi utama.
Fungsi pertama adalah membersihkan diri dari masa lalu dan rumah hati ini.
Fungsi ke-2 adalah menutup pintu kambuh.
Sehingga pelaksanaan ke-2 langkah ini terlepas dari penerimaan mereka yang
dimintai maaf. Kunci kesuksesan adalah kerendahan hati.
"Relapse pertama saya terjadi karena saya tetap menyimpan
dendam kepada Bobby, kakak kelas saya yang juga bandar saya,
padahal dia sudah mati akibat Over Dosis. Dia menjerumuskan saya
kedunia narkoba . Saya kesal kalau ingat bagaimana dia baek banget
dulunya tapi lalu jahat. Pokoknya nggak punya perasaan kalau saya
lagi sakau dan nggak punya uang".
Setelah melakukan langkah Ke-9 saya baru sadar kalau saya
nggak bisa mengubah dia. Saya hanya bisa memaafkan diri saya sendiri". Saya menyesal pernah memukul dia, mencuri paketan putaw dan menghina dia dengan kata-kata kasar".
Tonny, 35, After Care.
Ada permintaan maaf yang tidak akan pernah dapat kita lakukan, misalnya
pada Bobby, dalam kasus Tonny. Bobby sudah meninggal dunia. Dalam situasi seprti
ini, cara untuk memperbaiki diri adalah dengan berbaik baik pada setiap orang.
"Sekarang saya hanya bisa mendoakan arwahnya. Saya
merasa beruntung sebab saya masih dikasih kesempatan untuk hidup bersih dan waras. Sekarang saya berusaha berbuat baik minimal kepada satu orang setiap hari sebagai tanda permohonan saya untuk almarhum Bobby".( Tonny, 35, After Care.)
Langkah selanjutnya adalah Langkah Ke-10. Langkah ini adalah langkah yang
dipakai sebagai tolak-ukur keberhasilan program dalam kehidupan sehari-hari.
******
Langkah Kesepuluh
24 Secara terus menerus melakukan inventarisasi
dan jika bersalah langsung mengoreksinya.
Langkah ini dilakukan untuk mencegah kambuh selain menjadi barometer sugesti.
Langkah ini dipakai untuk mendeteksi dini relapse emosional. Evaluasi diri ini dilakukan sengan cara membuat daftar hal yang baik / positif dan yang buruk / negatif.
Langkah 10: : tanggal........................
Hal positif Hal negatif
1. Tidak pakau dan tidak suges
2. Kangen pacar tapi tetap fokus
pada program hati ini
3. Merasa kesal pada konselor tapi tetap konsentrasi dalam sesi.
1. Bohong sama Dudi kalau bolpen habis padahal nggak mau ngasih pinjam (Ngga jujur)
2. Bangun telat karena ngobrol tadi malam padahal lampu sudah dimatikan.
3. Menertawai pasien baru yang kelihatan bloon, padahal dia lagi
sakau abis.
Benny (24), Residen, Tangerang.
Contoh ke-2 adalah daftar untuk mendeteksi kecacatan karakter. Daftar ini
dibuat sesuai dengan Langkah Keempat. Untuk menyeimbangkan daftar diatas dibuat
daftar kelebihan
Kecacatan Pribadi
Tanggal Kelebihan Tanggal
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7
Tidak jujur X X X X X Jujur X X X X X X X
Egois X X X X Bersih narkoba X X X X
Dendam X X Tidak menjadi korban X X X X
Gossip X X X X Rendah hati X X X X X X
Mencuri X X X Menahan diri untuk tidak membantah
Manipulatif X X X Membantu sesama

*****
Langkah Kesebelas
Melakukan pencarian terus menerus melalui doa dan meditasi untuk
meningkatkan kontak sadar dengan Tuhan, sebagaimana saya memahami Tuhan.
Berdoa untuk mengetahui kehendakNya bagi saya dan mohon kekuatan untuk
melaksanakan.
-Langkah Ke-11 ini sangat pribadi. Cara dan metode melakukan kontak
dengan Tuhan merupakan pilihan setiap individu. Bahkan seorang sponsorpun
tidak akan pernah dapat memaksakan caranya berdoa. Program 12 Langkah
25 tidak berlandasan agama tertentu. Kontak dengan Tuhan dapat dilakukan
dengan berbagai cara : berdoa, sholat, membaca buku rohani, dll.
Terapi Kelompok :
Mintalah peserta untuk menulis :
Membuat komitmen untuk selalu meningkatkan kontak sadar
dengan Tuhan.Misalnya
-Saya akan sholat minimal 3 kali sehari
-Saya akan berdoa setiap pagi dan malam hari
-Saya akan membantu orangtua sekali sehari
-Saya akan menulis no-sent letter untuk Tuhan tiap minggu
-Saya akan mengikuti kebaktian setiap sabtu sore dengan keluarga saya.
Tulislah buah hasil dan dan meditasi ?
-Hati yang damai
-Kekuatan untuk tidak kambuh
-Berbaikan dengan mamah
-Sabar, nggak cepat marah
Menggambar kemesraan dengan Tuhan ?
-Saya merasa seperti tangan yang melindungi saya
-Merasa damai setelah Wudhu
-Baikan sama papah, bisa terima Papah kawin lagi
-Tuhan terasa dekat dan selalu menjaga
*****
Langkah Ke-12
Setelah mengalami pencerahan sebagai buah penetrapan langkah-langkah ini, siap
untuk menyebarkan kabar baik ini kepada para pecandu yang masih menderita dan
untuk menerapkan semua prinsip ini dalam semua bidang kehidupan.
Titik balik dalam proses pemulihan dalam Program 12 langkah adalah kesadaran
bahwa semua langkah tidak hanya membuat ia bersih narkoba dan waras dalam
perilaku dan pola pikir, tetapi membuat mereka menjadi manusia yang produktif
dalam masyarakat. Mereka kembali menjadi manusia baru yang sehat dan bebas
kriminal.
Langkah ini hanya dapat dilakukan jika semua langkah sebelum langkah ini
sudah dijalankan dengan sepenuh hati. Kita tidak dapat memberikan apa yang tidak kita miliki adalah prinsip utama langkah ini. Tanpa pengakuan terus menerus tentang
26 ketidakberdayaannya dan ketergantungannya pada Tuhan, tanpa membersihkan rumah
hatinya, kabar baik ya ng ingin disampaikan pada para pendatang baru ibarat tong kosong berbunyi nyaring. Hal ini banyak terjadi pada para pemula. Setelah mengalami langkah pertama mereka langsung ingin mengajak orang lain untuk mengikuti langkah mereka.Akibatnya fokus yang harusnya adalah pemulihan diri menjadi ajang promosi yangdangkal.Kabar baru yang ingin disampaikan adalah pengalaman, kekuatan dan harapan.
Apa arti pengalaman dalam langkah ini ?
-Bahwa pengakuan ketidakwarasan membuat saya sadar
bahwa cara hidup saya dulu salah dan hanya menyakitkan
diri sendiri dan semua orang yang ada disekitar saya.
-Bahwa langkah-langkah ini menghancurkan tembok
rendah diri dan isolasi yang telah saya lakukan bertahuntahun.
-Saya merasa menjadi manusia baru yang tidak harus
selalu berbohong dan memanipulasi untuk mendapatkan
perhatian.
-Ternyata ada kehidupan diluar narkoba.
Apa arti kekuatan dalam langkah ini ?
-Kekuatan adalah persatuan antara saya dan sesama
recovering addicts
-Tuhan ternyata care dengan penderitaan saya
-Kekuatan saya adalah mengakui kelemahan saya
dihadapan Tuhan.
-Narkoba bukan hanya membunuh kehidupan emosi saya
tetapi juga
kehidupan spiritual saya.
Apa arti harapan dalam langkah ini ?
-Saya bisa tidak pakau, hari demi hari
-Saya dapat menjadi manusia berguna sesuai keinginan orangtua saya
-Saya bisa menjadikan kelemahan saya menjadi harapan buat pecandu lain
-Harapan nggak Over Dosis dan hanya jadi angka dalam
statistik
Cuplikan After Care, Agustus 2001
Demikian Program 12 langkah yang telah dipakai oleh jutaan alkoholik, narkotik
dan recovering addict diseluruh dunia. Program ini dapat menjadi alternatif program
27 pemulihan di negara kita tentu saja dengan mempertimbangkan aspek sosio religio
bangsa kita.

KAMBUH
After Care merupakan program yang terdiri dari berbagai macam intervensi,
pelayanan dan asistensi yang disediakan bagi mereka yang sudah menjalani program
pemulihan. Tujuan After Care adalah untuk melakukan deteksi dini gejala kambuh yang
merupakan bagian dari recovery.
Program After Care menurut Program 12 Langkah adalah masa menjalani setiap
langkah dalam 12 Langkah. Selama di panti rehabilitasi atau terapi berbasis
mesyarakat, setiap langkah hanya merupakan proses pengenalan. Penerapan setiap
langkah merupakan tantangan dimasa resosialisasi dan After Care.
Sebagai bagian dari proses pemulihan, kambuh menurut 12 Langkah adalah
sebagai berikut :
Contoh kasus : Seorang pasien mengalami 4 kali kambuh selama janghka waktu
17 bulan 3 minggu sejak masa bersih (bebas obat).
Maka ketika kambuh diproses, pertanyaan dan langkah yang harus dilakukan adalah
sebagai berikut :
Jarak antar
kambuh
Pertanyaan Langkah yang harus dilakukan 3 minggu
1. Apa kesulitan dalam menjalankan Langkah Pertama ?
2. Apa kendala dalam menyerahkan diri pada
Tuhan sesuai anjuran Langkah ke-2 dan
ke-3
1.2.3.
2 bulan Sama 1,2,3,
9 bulan
6 bulan
2 bulan
3 minggu
Mulai bersih
28.6 bulan Tiba saatnya melakukan refleksi kelemahan dan
kelebihan
Catat kejadian sehari-hari 4 dan 5,
10.9 bulan Apakah Langkah Pertama masih terus dipegang.
Dia harus terus menyadari bahwa setiap recovering
addicts selalu berada di Langkah Pertama. Saran
lain adalah mengajak dia melakukan langkah ke 6
dan ke-7. Himbau dia untuk minta Tuhan
menghilangkan karakter buruknya. Selain terus
memintanya melakukan langkah ke 10.
1,2,3,
6,7,
10.
Masa aman seorang recovering addict menurut Earnie Larson, seorang pakar
Kambuh dari AS adalah 3 tahun sejak masa bersih. Setelah melewati 2 bulan pertama
sejak masa bersih obat, maka selama 16 bulan berikutnya adalah masa
mengembalikan kehidupan emosional yang tertunda akibat luka batin dan narkoba.
Masa rawan After Care dalam hubungannya dengan kambuh hanya dapat
dilewati jika faktor internal dan eksternal program 12 Langkah dilakukan dengan
konsisten dan jujur.
29 BAB IV
FAKTOR EKSTERNAL NARKOTIKA ANONIMUS
Faktor eksternal utama dalam terapi dan rehabilitasi model 12 langkah adalah
pertemuan para recovering addicts yang merupakan support group dalam bentuk
Narkotika Anonimus (NA) dan Alanon. NA diperuntukkan untuk para recovering
narkotik sedangkan Alanon adalah pertemuan untuk keluarga dari para anggota NA.
NA dan Alanon mengambil bentuk pertemuan anonimus dimana keanggotaan
berdasarkan keinginan untuk tidak memakai narkoba, untuk hari ini. Tanpa struktur
organisasi, pertemuan NA bisa berlangsung dimana saja dimana dua atau tiga orang
berkumpul untuk berbagi pengalaman, harapan dan kekuatan dalam masa recovery
mereka.
Dalam pertemuan NA dan Alanon, semua langkah dalam Program 12 langkah
dibacakan. Kemudian disetiap pertemuan, tiap langkah dikupas dan di pelajari bersama.
Keberlangsungan NA tergantung dari komitmen para anggota untuk menjalankan terus
menerus langkah Pertama dan seterusnya. NA dan Alanom juga dipakai untuk
menguatkan para anggota baru dengan mendengarkan penuturan pengalaman mereka
yang telah lebih dahulu menghadiri pertemuan.
Selain mempelajari langkah-langkah, NA dan Alanom juga dipakai sebagai
wadah menceritakan kehidupan sehari-hari, perasaan, ketakutan dan segala macam
emosi. Dengan menjaga anonimitas setiap anggota, keberadaan NA dan Alanon
menjadi forum support group dalam menjalani masa After Care.
30 PENUTUP
Keberhasilan sebuah program terapi dan rehabilitasi berbasis komunitas
menurut Program 12 Langkah memiliki dua sisi yaitu sisi internal dan eksternal.
Semua langkah mengarah pada proses pengenalan diri dan adiksi bagi mereka yang
mempunyai ketergantungan terhadap narkoba dan keluarga mereka. Dalam proses
terapi, program ini dapat dipakai baik dalam terapi individual ada terapi kelompok.
Setiap langkah harus dilakukan tanpa keterikatan akan waktu. Bersih dan Waras
dalam waktu yang panjang merupakan tolak ukur keberhasilan para anggota. Setelah
selesai pogram Terapi di lembaga tertentu, maka support group dalam bentuk NA dan
Alanon akan membantu proses pemulihan. Program ini dapat dipakai sebagai model
Program After Care dan pendampingan disaat kambuh terjadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar