Sabtu, 03 April 2010

Meningkatkan Penjualan dengan Kemampuan Mendengarkan

SETIAP orang pada dasarnya ingin didengarkan. Pada suatu saat, ada seorang penjual sedang bertemu dengan calon pembelinya.

Ketika calon pembeli tersebut mulai menceritakan tentang kesuksesan dan kebahagiaan keluarganya,pertama- tama si penjual tersebut masih mendengarkannya.
Namun, setelah calon pembeli tersebut mulai lebih banyak menceritakan berbagai hal, perhatian si penjual mulai berkurang, bahkan tidak memberikan perhatian lagi kepada si calon pembeli tersebut. Si calon pembeli itupun merasa kecewa, merasa tidak didengarkan dengan baik dan akhirnya meninggalkan penjual tersebut, sehingga tidak terjadi suatu transaksi.

Pernahkan Anda mendengar atau malah mengalaminya sendiri. Ketika Anda sedang menceritakan sesuatu dengan penuh semangat, tetapi orang yang Anda ajak bicara tidak begitu mendengarkan bahkan mengabaikan Anda. Bagaimana perasaan Anda? Memang, terkadang kita tidak ingin mendengarkan cerita yang diutarakan oleh seseorang,apalagi yang panjang lebar.

Namun, jika orang tersebut adalah calon klien kita,maka kita harus siap menjadi pendengar yang baik. Tentunya, menjadi pendengar yang baik banyak nilai positifnya,dan bukan semata hanya untuk calon klien, tapi juga kepada semua orang kita diharapkan berlaku yang sama. Dalam konteks tulisan ini, jika orang tersebut adalah calon klien kita yang potensial, tanpa kemampuan mendengarkan yang baik, maka si calon klien tersebut bisa kabur. Dan celakanya, bisa saja si calon klien itu akan mencari orang lain, atau bahkan kompetitor kita yang dinilai lebih mau mendengarkan.

Pernah tahukah Anda, bahwa Joe Girard pun pernah ditinggalkan oleh calon kliennya, karena kurang mendengarkan cerita si calon klien. Seperti kita tahu, Joe Girard merupakan penjual terhebat yang pernah masuk Guinness Book of Records karena prestasi penjualannya yang luar biasa. Ternyata dalam perjalanan karirnya, dia pernah ditinggalkan oleh calon klien, karena kurang bisa menjadi seorang pendengar yang baik.

Namun, begitu menyadari ada sesuatu yang kurang tepat, dia segera meminta maaf dan berjanji untuk senantiasa menjadi pendengar yang baik. Sebagai hasilnya, meskipun sebelumnya si calon klien tersebut meninggalkannya, namun karena Joe segera melakukan perbaikan yang nyata yakni menjadi seorang penjual dan pendengar yang baik, pada akhirnya calon kliennya tersebut bisa menjadi pembelinya yang setia.

Belajar dari pengalaman Jor Girard tersebut, saya selalu mencoba menjadi pendengar yang baik bagi calon klien saya. Dan ternyata dengan menjadi pendengar yang baik, kita akan semakin tahu apa yang sebenarnya menjadi kebutuhan utama dari calon klien. Dengan demikian, akan mempermudah kita dalam memberikan suatu penawaran, dan tentunya akan mempermudah dalam melakukan penjualan. Ternyata memang benar, di antaranya lewat mendengarkan dengan baik apa yang diceritakan oleh para calon klien, saya bisa memberikan sesuatu yang benar-benar mereka inginkan. Bahkan, dapat memberikan lebih dari yang mereka inginkan.

Sehingga pada akhirnya mereka dengan senang hati menjadi klien saya dan bahkan banyak memberikan referensi kepada rekan bisnis ataupun kepada para kenalannya yang lain untuk berkonsultasi ataupun berbisnis dengan saya. Sekali lagi, pada dasarnya seseorang ingin didengarkan dan diperhatikan, maka teruslah berusaha untuk senantiasa memberikan perhatian dan mendengarkan dengan tulus. Menjadi seorang pendengar yang baik memanglah tidak mudah, perlu adanya latihan dan terus menerus dipraktikkan.

Dengan meningkatkan kemampuan mendengarkan dengan baik dan juga dipraktikkan oleh para tenaga penjual Anda, maka hal tersebut akan membantu dalam peningkatan penjualan dalam bisnis Anda, baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar